Efek Rumah Kaca Teknologi Informasi.

Efek Rumah Kaca "Teknolgi Informasi", ya mungkin kata kiasan ini cukup menggambarkan dari efek teknologi informasi yg sekarang semakin pesat. Kata kiasan ini saya ambil, seiring dengan gencarnya isu pemanasan global yang sedang terjadi di muka Bumi.

Beberapa Hari yang lalu (berdasar pengalaman pribadi), saat berkunjung ke Pusat perbelanjaan buku terbesar di Tegal, terlihat pemandangan kontras antara sekarang dan 2 - 3 tahun yang lalu. Saat itu, saat pertama kali (3 tahun lalu) berkunjung ke tempat ini terlihat terlihat cukup ramai dengan pengunjung yang merata, remaja sekolah, mahasiswa, ataupun khalayak umum yang sekedar melihat-melihat buku-buku terbaru.



Ataupun sekedar mampir di salah satu Counter-Counter yang berada di sampingnya. Yang terlihat masih aktif, ramai pengunjung, serta antri untuk menyewa lahan di tempat tersebut. Pemandangan kontras terlihat saat saya kembali kesini beberapa hari yang lalu, dimana pemandangan pertama yang saya lihat justru banyak papan bertuliskan "DISEWAKAN" pada papan-papan etalase Counter-Counter/Lapak di depan, di samping pusat perbelanjaan buku ini. Belum lagi terkejut dengan pemandangan tersebut, saat pertama masuk ke dalam ruang utama (Rak Buku), saya cukup menganga dengan pemandangan yang ada. Yang terlihat hanya 2-3 Orang pramuniaga yang berjaga-jaga di stand Buku. Sekali lagi kalimat tadi saya tulis "HANYA", yang berarti hanya sayalah pengunjung dalam "Mall Buku" tersebut. Agak lama saya memilih-milih buku, sekitar 30 menit, saya keliling mencari Buku Tentang Komputer untuk materi kuliah di kampus. Sempat melihat Rak Tambloid, Majalah, yang biasanya khusus di sediakan untuk tabloid/majalah terkini yang baru di rilis. Namun setelah say baca tanggal rilisnya, Ajibb.. Tertanggal sudah 2-5 bulan tabolid itu sudah tidak di update kembali (Kadaluarsa). Yang terlihat sudah usang. Setelah lama berputar-putar keliling "Mall Buku" tak satupun buku yang saya cari ketemu. Namun lama saya (30 menit) di situ, hanya 1-2 orang yang masuk selain saya di "Mall Buku" tersebut, itupun pelanggan yang membeli kertas kado. Bukan buku, yang memang jadi cirikhas "Mall Buku" ini, analisakupun mengatakan bahwa 2 orang tadi membeli di "Mall Buku" karena pertama, murah karena memang masih memakai harga lama, Kedua, dekat dengan rumah pembeli.

Setelah berputar-putar selama 30 menit, tak lama sayapun keluar dengan wajah tidak enak sendiri karena tidak membeli buku. Ya,, memang karena tidak ada Buku yang saya cari ketemu. Saya keluar dari "Mall Buku" tersebut, belum cukup terheran-heran dengan kondisi di atas, saya melihat Ruang Depan teryata sudah di sewakan kepada "franchise store" Alfamart. Ironis memang menurut saya, toko buku andalan masyarakt tegal kini sebagian mallnya di gunakan untuk berjualah sembako, serta kebutuhan sehari-hari lainnya.

Kali ini saya ambil juga berdasar pengalaman dan pengamatan sehari-hari, saat berkunjung di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di tegal ,saat berkunjung ke salah satu stand musik di sana. Yang menjual aneka Kaset Tape Racorder, serta CD Original musiisi Dalam dan Luar Negeri. Yang terlihat musik-musik lawas dan rak kosong yang seharusnya diisi musik-musik yang sedang inn/hit.

Saya fikir "Efek Rumah Kaca Teknologi" sudah sedemikian dahsyatnya,,, seperti Efek Rumah Kaca pada Pengaruhnya terhadap pemanasan Global yg terjadi di berbagai belahan dunia. gunung Es yag dulu sangat kuat, tinggi, kini hancur lebur, tenggelam, mencair, seiring dengan pemanasan global yang merajala lela. Efeknya begitu luar biasa ke seluruh dunia. Seperti Efek Rumah Kaca Teknlogi pun boleh dikata demikian, banyak perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang percetakan, industri musik fisik (CD, cassete) banyak yang gulung tikar, dengan semakin maraknya Arus Pembajakan, apalagi dengan adanya Internet. Orang semakin mudah untuk mendapatkankan lagu ter-update (baca:download) . Benar saja jika banyak orang menutup usahanya di bidang musik fisik,, karena "kalah bersaing" dengan status Free alias gratis yang si sandang lagu-lagu download dari internet. Benar saja jika toko-toko buku banyak yang sepi, karena pembacanya lebih gemar update informasi, update status di internet, ketimbang nyari referensi buku baru di toko buku. Karena versi Gratis, dan murah mudah di dapatkan di internet. Meskipun kualitas original masih lebih bagus, di bandign versi gratis yang di dapatkan di internet..

Kedepan mungkin kita tidak perlu membeli buku konvensional untuk membca sebuah buku, namun cukup membawa Gadget Reader untuk membaca sebuah buku elektronik (ebook). Intinya semua produk konvensional yang berbentuk fisik, mungkin akan di gantikan oleh produk digital.. Huftt... bakalan kamar kita di penuhi oleh Barang-Barang elektronik, hehehe sekedar ramalan saja...

Akhir Kata..Selamat Datang Teknologi Digital.....

Di Tulis Sendiri Oleh Andy Fadillah.. berdasar pengalaman pribadi.

0 komentar: